situs poker uang asli 24 jam terpercaya

Apa itu Brexit.

Agen Domino, Agen Bandar Kiu

'
Agen Domino
Agen Domino - Uni Eropa (disingkat UE) adalah organisasi antar-pemerintahan dan supra-nasional, yang beranggotakan negara-negara Eropa. Sejak 1 Juli 2013 telah memiliki 28 negara anggota. Persatuan ini didirikan atas nama tersebut di bawah Perjanjian Uni Eropa (yang lebih dikenal dengan Perjanjian Maastricht) pada 1992. Namun, banyak aspek dari UE timbul sebelum tanggal tersebut melalui organisasi sebelumnya, kembali ke tahun 1950-an.

Organisasi internasional ini bekerja melalui gabungan sistem supranasional dan antarpemerintahan. Di beberapa bidang, keputusan-keputusan ditetapkan melalui musyawarah dan mufakat di antara negara-negara anggota, dan di bidang-bidang lainnya lembaga-lembaga organ yang bersifat supranasional menjalankan tanggung jawabnya tanpa perlu persetujuan anggota-anggotanya. Lembaga organ penting di dalam UE adalah Komisi Eropa, Dewan Uni Eropa, Dewan Eropa, Mahkamah Eropa, dan Bank Sentral Eropa. Di samping itu, terdapat pula Parlemen Eropa yang anggota-anggotanya dipilih langsung oleh warga negara anggota.

Istilah Brexit berasal dari kata Britain Exit. Istilah ini mirip seperti ketika Yunani/Greek keluar dari Uni Eropa, maka orang menyebut peristiwa itu dengan Grexit yang berasal dari kata Greek Exit. Nah sekarang, mengapa "Brexit" begitu banyak dibicarakan saat ini? Dan, apa sih sebenarnya Brexit itu?

Referendum 'Brexit' adalah pemungutan suara dari seluruh warga negara Inggris, Irlandia dan negara kesatuan UK lainnya, untuk memutuskan apakah Inggris harus keluar dari Uni Eropa atau tetap berada di Uni Eropa. Pada tahun 2015, Perdana Menteri David Cameron, berjanji jika dia terpilih dalam pemilu, maka ia akan menyelenggarakan referendum terkait apakah Inggris akan keluar atau tetap dalam Uni Eropa.
Argumen utama kelompok pro-Brexit adalah Inggris akan lebih baik jika bisa mengatur perekonomiannya sendiri dan kebijakan imigrasinya sendiri tanpa harus mengikuti rambu-rambu UE. Meskipun Inggris bergabung dengan UE, namun Inggris tidak pernah benar-benar merangkul kebijakan dan idealisme UE. Misalnya, Inggris tidak menjadi anggota Schengen Area yang membebaskan imigrasi dan tidak mengadopsi mata uang euro.

Boris Johnson, eks Wali Kota London, mengatakan bahwa kelemahan UE adalah menempatkan birokrasi yang tidak dipilih langsung untuk membuat kebijakan di Uni Eropa sehingga menyebabkan beberapa kebijakan yang tidak masuk akal dan merepotkan. Jika Inggris keluar dari Uni Eropa, maka banyak SDM yang berasal dari luar Inggris akan menggantung nasibnya, mereka tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya. Selain itu, Inggris sendiri juga akan mengalami "kerugian". Ekonom mengatakan bahwa, perusahaan di Inggris akan kerepotan untuk mencari posisi pengganti jika banyak SDM yang potensial dari luar Inggris yang dikeluarkan, dan hal itu akan berpengaruh pada perlambatan perekonomian. Tidak hanya kehilangan "talent" namun Inggris juga akan kerepotan jika banyak SDM di posisi "kecil" dikeluarkan secara massal. Konon, di Inggris, jarang sekali ada orang yang mau bekerja sebagai pelayan toko atau restoran. Posisi seperti itu diisi oleh warga Uni Eropa di luar Inggris.

Menurut informasi dari detik, ada beberapa dampak yang disebabkan oleh Inggris yg memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa.

1. Para negara Uni Eropa harus mulai memikirkan bagaimana cara menutup setoran yang kosong setelah Inggris hengkang.

2. Kontribusi Inggris ke Uni Eropa di 2016 targetnya 19,4 miliar euro. Nah kekosongan ini yang harus bisa dipenuhi nanti.

3. Jerman, sebagai negara paling sehat di Uni Eropa, bisa jadi harus menyediakan dana lebih banyak untuk menutup kekurangan ini.

4. Seluruh negara Uni Eropa ada surplus perdagangan 100 miliar euro dengan Inggris. Sementara Inggris punya 20 miliar euro lebih banyak dari ekpor Inggris di bidang jasa dan finansial.

5. Banyak ekonom memprediksi Brexit akan menghambat pertumbuhan ekonomi Inggris, salah satunya gara-gara melemahnya permintaan dan nilai tukar pound.

6. Ekspor barang dari negara-negara Uni Eropa ke Inggris pun dipastikan berkurang. Jumlah wisatawan di kedua belah pihak diperkirakan menyusut.

7. Britania Raya merupakan tujuan investasi terbesar dunia dengan nilai rata-rata US$ 56 miliar tiap tahun. Uni Eropa menyumbang setengah jumlah itu.

8. Hasil studi juga menunjukkan pasar investasi Inggris hampir setara dengan negara-negara gabungan Uni Eropa.

9. Ada kemungkinan, investor lebih memilih berinvestasi langsung ke Inggris ketimbang harus memilih antara 27 negara Uni Eropa.


DAMPAK BAGI AMERIKA DAN PASAR AMERIKA

Eropa banyak membeli dan menggunakan produk dari beberapa perusahaan di Amerika Serikat (AS) yang terdaftar dalam indeks S&P 500, sehingga hal ini akan memberikan dampak langsung terhadap perusahaan-perusahaan tersebut. Namun, investor dan analis di AS tetap percaya, bahwa hal itu tidak akan berpengaruh signifikan dikarenakan barang-barang yang digunakan tersebut kebanyakan berasal dari perusahaan sektor makanan, minuman, dan obat-obatan yang masih akan terus dibutuhkan dan digunakan masyarakat Eropa.

Namun, ada hal lain yang perlu diperhatikan, terkait nilai tukar mata uang poundsterling, euro, dan dolar AS. Jika Inggris keluar dari Uni Eropa, ada potensi nilai tukar poundsterling dan euro mengalami pelemahan. Hal itu akan mendorong investor untuk menukarkan investasi dalam bentuk mata uang poundsterling dan euro ke dalam dolar AS, sehingga bisa mendorong nilai tukar dolar AS menjadi semakin tinggi.

Apa dampaknya jika memang terjadi hal tersebut? Apakah positif atau negatif untuk AS?

Menguatnya nilai mata uang sebuah negara, dalam hal ini Amerika, dapat berakibat pada semakin mahalnya harga barang yang diekspor, sehingga menjadi sulit bersaing dengan harga barang secara internasional. Dengan demikian, pendapatan negara dari ekspor menjadi berkurang.

DAMPAK BAGI INDONESIA

'Brexit' akan berpengaruh pada arus investasi di Indonesia yang datang dari Inggris. Namun dampak tersebut tidak terlalu signifikan, dan akan lebih terasa pada negara-negara di Uni Eropa. Jika Inggris keluar dari Uni Eropa, tidak akan berdampak besar terhadap ekonomi negara berkembang seperti Indonesia, tapi pengaruh Brexit bagi Indonesia tidak akan signifikan dan hanya bersifat sementara atau jangka pendek saja.

Melihat efek Brexit terhadap sosio-politik dan juga ekonomi, tentu saja efeknya juga berimbas ke ranah olahraga dan sepakbola. Dengan menjadi anggota dari Uni Eropa, para atlet yang juga berasal dari negara anggota Uni Eropa bebas bekerja dan keluar-masuk Inggris tanpa harus mendapatkan izin kerja. Ini berbeda dengan para atlet yang berasal dari negara non-Uni Eropa, di mana mereka (khususnya dalam sepakbola) harus bermain dalam persentase tertentu dalam jumlah total pertandingan tim nasional mereka beberapa tahun terakhir untuk bisa mendapatkan izin kerja. Jika Inggris tidak menjadi anggota Uni Eropa sejak dulu, ada lebih dari 100 pemain tidak bisa berlaga di Premier League saat ini. Pemain-pemain seperti Dimitri Payet (West Ham United), N'Golo Kante (Leicester City) dan Anthony Martial (Manchester United) sudah pasti tidak akan mendapatkan izin kerja, sebab ketika mereka bergabung dengan klub masing-masing, mereka belum menjadi anggota dari timnas Prancis. Sedangkan pemain-pemain seperti Philippe Coutinho dan Diego Costa bisa mendapatkan izin kerja dengan mudah karena mereka sudah mengantongi status kewarganegaraan negara Uni Eropa.

Yang dikhawatirkan oleh Premier League, keluarnya Inggris dari Uni Eropa akan memengaruhi kadar kompetitif liga mereka. Maka, seperti dikabarkan The Telegraph, tidak mengherankan kalau Richard Scudamore, executive chairman dari Premier League, menyuarakan dirinya memilih agar Inggris tetap menjadi bagian Uni Eropa. Kini, seluruh badan olahraga yang ada di Inggris bakal beradaptasi dan mengevaluasi peraturan-peraturan mana saja yang ada dalam manual mereka yang berkaitan dengan Uni Eropa. Jika Premier League mendapatkan keterbatasan untuk mendapatkan pemain-pemain top yang berasal dari negara-negara Uni Eropa, mereka bisa membayar lebih mahal untuk biaya transfer dan juga gaji.

Klub-klub Premier League juga bisa kalah bersaing dengan klub-klub yang berasal dari negara Uni Eropa untuk mendapatkan talenta-talenta muda berbakat yang juga berasal dari negara Uni Eropa. Gambaran singkatnya, klub seperti Leicester City tidak akan mudah menggaet pemain seperti Kante, sementara Arsenal bakal kesulitan mencari pemain seperti Cesc Fabregas atau Francis Coquelin.


Agen Domino

Agen Bandar Kiu Di sisi lain, keluarnya Inggris dari Uni Eropa juga dipandang sebagai keuntungan untuk talenta-talenta lokal. Dengan sulitnya mendapatkan pemain-pemain dari luar Uni Eropa, klub-klub Inggris, dan Premier League pada khususnya, tentu diharapkan lebih memaksimalkan dan memberikan kesempatan bermain untuk pemain-pemain asli Inggris.


Berita Sebelumnya : Warga London minta kemerdekaan setelah Inggris memilih Brexit.

Dapatkan berbagai informasi terbaik seputar berita terbaik, hingga tips - tips kesehatan terbaik hanya di lentera1news.blogspot.com

Daftarkan diri anda sekarang
Labels:

Post a Comment

[disqus][facebook][blogger]

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget